Translate
Sabtu, 11 Agustus 2012
Selasa, 07 Agustus 2012
BIOGRAFI IMAM AUZA’I
BIOGRAFI IMAM AUZA’I
Tegas akan
ke absahan hadits Nabi
Oleh: As’ad NZA
ia
adalah seorang ulama’ di abad II yang mempunyai nama lengkap : Abd. Rohman bin
umar bin Muhammad bin abu umar Al-Auza’i. Dia sangat tegas akan ke absahan
hadits, sehingga dia tidak segan-segan untuk menegur siapa pun demi ke absahan
hadits nabi Muhammad shollahu ‘alahi wa sallam. Nama “AUZA’I” Merupakan nama
bagi salah satu kelompok dari daerah hamir, ini adalah pendapat imam Muhammad
bib sa’ad. Sedangkan pendapat yang lain menyatakan bahwa nama AUZA’I bukan
termasuk nama dari golongan mereka, hanya saja auza’I itu merupakan nama bagi
suatu tempat yang mereka tinggal. Nama auza’I itu sendiri adalah nama desa yang ada di luar
perbatasan paradis yang merupakan salah satu nama desa di damaskus.
Imam
auza’I masih ada jalur kekerabatan dengan imam yahya bin amar Asy-Syaibani, Imam
Auza’i pada imam yahya masih supupunya. Ada pendapat yang tidak sama dengan
pendapatnya abu zur’ah, pendapat itu menyatakan bahwa imam auza’I itu lahir di
desa ba’labak dan tumbuh hidup dimasa kecilnya di desa baqo’ dalam keadaan
ditingga oleh ayahnya dan menyandang yatim di pangkuan sang ibu. Berpindah dari
satu Negara ke Negara yang lain selalu dilakukan oleh ibunya imam auza’I dengan
selalu membawa auza’I kecil dan juga ibunya sendiri yang mendidik auza’I kecil
hingga beranjak dewasa.
Kehidupan
sang Imam auza’I tidak ada dalam naungan kerajaan, kholifah, penguasa,
pedagang, dan yang lain yang tidak lebih masuk akal. Tidak ada yang tidak lebih
wara’, tidak lebih tahu, tidak lebih fasih, tidak lebih bagus bacaannya, tidak
lebih aris , tidak lebih banyak diamnya dari pada imam Auza’I. dan juga imam Auza’I tidak akan
berkata satu kalimat pun kecuali kalimat itu tertentu pada orang yang akan
mendengarkan dari imam Auza’I. dan imam Auza’I juga penolong surat-surat dan
tulisan.
Pengembaraan:
Imam
Auza’I penah menulis tentang perjalanannya menuju ke kota yamamah karena dia
diutus, di tempat itu Imam Auza’I mendengarkan hadits dari yahya bin abi katsi,
namun hal ini t idak terjadi lama terputus di tengah jalan. Kemudian kerena
khawatir Imam auza’I kecewa, sang guru memberi petunjuk kepada Imam auza’I
untuk pergi ke kota bashroh, supaya Imam auza’I dapat mendengarkan hadits dari
dua guru besar hadits yaitu imam ibnu sirin dan hasan.
Atas
perintah dari sang guru, Imam auza’I segera melaksanakan dengan penuh khidmah,
dia pergi ke kota bashroh. Namun sesampainya Imam auza’I kekota bashroh, Imam
auza’I mendapat berita bahwa imam hasan telah wafat dua bulan yang lalu.
Sedangkan imam ibnu sirin sendiri dalam keadaan sakit. Imam auza’I menjadi
bingung mendengarkan ini semua.
Sekian
lama Imam auza’I menungngu akan kesembuhan imam ibnu sirin hasilnya nihil,
malah sakit yang di derita oleh imam ibnu sirin tambah parah, sehingga selang
beberapa hari imam ibnu sirin menginggal dunia. Dan Imam auza’I tidak satu pun
hadits yang dia dengar dari imam ibnu sirin.
Jadi dari kedua ulama’ besar hadits hasilnya bagi Imam Auza’I adalah
nihil.
Atas
kejadian ini semua, Imam auza’I pergi ke kota damaskus dan Imam auza’I menetap
disana yang merupakan daerah yang ada di perbatasan paradis.
Imam
auza’I pada masanya, menjadi pembesar dalam penduduknya dan Negara-negara yang
lain dalam bidang fiqih, hadits, peperangan dan lain sebagain dari beberapa
ilamu islam. Dan ada dari sebagian tabi’in yang menutu masa dari Imam
auza’I. sedangkan para pembesar ulama’ islam yang meriwayatkan hadits dari Imam
auza’I itu sangat banyak, seperti imam malik bin anas, imam tsauri dan imam
zuhri. Akan hal ini tidak sedikit ulama’ yang memuji pada kehebatan Imam
auza’I.
Umat
islam sepakat akan keadilan dan ke imamannya Imam auza’I. diantara meraka
banyak yang berkomentar, seperti imam malik” Imam auza’I itu adalah imam yang
patut diikuti” dan juga komentar dari imam sufyan bin unayyah “Imam auza’I
adalah imam dimasanya”.
Imam auza’I dan imam malik sering
bertukar pikiran dan hafalan di kota madinah. Imam auza’I dan imam malik
memulai takror dari waktu sholat dhuhur sampai waktu sholat ashar, dari waktu
sholat ashar hingga waktu maghrib.
Pernah suatu ketika Imam auza’I
bertukar pemikiran dan pendapat dengan imam tsauri di masjid khif, dalam
masalah mengangkat tangan ketika ruku’ dan I’tidal. Imam auza’I berargumen
tentang mengangkat tangan dengan hadits yang di riwayatkan dari zuhri, dari
salim, dari ayahnya “ bahwa nabi Muhammad shollahu ‘alaihi wa sallam,
mengangkat tangan saat beliau ruku’ dan I’tidal”.
Imam tsauri tidak mau kalah, dia
juga mengeluarkan argumennya akan hal yang sama. Namum dengan hadits yang
diriwayatkan dari yazid bin abi ziyad.
Imam auza’I marah besar dengan
apa yang telah di argumankan oleh imam tsauri, lantas Imam auza’I berkata “
hadits yang di lontarkn kamu itu bertentangan dengan hadits yan diriwayatkan
dari imam zuhri. Sedangkan hadits kamu yang di riwayatkan dari yazid bin abi
ziyad itu adalah orang lelaki yang dalam periwayatan hadits lemah”.
Wajah
imam tsauri menjadi merah merona dan merunduk karena malu atas apa yang telah
di kemukakan oleh Imam Auza’I.
Selain
terkenal akan keluasan ilmu keislaman, Imam Auza’I juga terkenal dalam
kata-katnya yang sangat bijak. Tidak sedikit ulama’ yang meriwayatkan akan
kata-kata bijak Imam Auza’i. diantara ulama’ yang meriwayatkannya adalah ulama’
yang terkenal dengan kararyanya yang sangat di kenal dan di pakai di santero
bumi, yaitu imam ghozali dengan ihya ulumuddin yang dia karang.
Dalam
kitab tersebut tertulis akan kata Imam Auza’I yang diantaranya adalah : “ tiada
sesuatu yang lebih dibenci oleh allah melainkan orang alim yang berkunjung ke
penguasa/pegawai”.
Kata
mereka:
“Imam Auza’I pernnah berfatwa sebannyak tujuh
puluh ribu masalah” Hiqla bin ziyad.
“ saya
pernah meriwayatkan dari Imam Auza’I enam puluh ribu masalah” abu zur’ah.
Imam
Auza’I, imam sufyan tsauri dan imam abu hanifah pernah berkumpul dengan saya.
Lalu saya bertanya kepada mereka “ siapa diantara kalian yang lebih unggul?”
lantas mereka selain Imam Auza’I menjawab” Imam Auza’I” ini adalah komntar dari
imam yahya Al-Qoththon dari imam malik.
“ tak
satu pun aku temukan, orang yang lebih sering memberi nasihat kepada umat islam
kecuali Imam Auza’I” Muhammad bin hjlan.
“aku
tidak pernah melihat orang yang lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah
selain Imam Auza’I” Walid bin muslim.
Pada
suatu hari ada seorang prempuan mengunjungi istri Imam Auza’i. dengan tanpa
sengaja dia melihat permadani atau alas yang ada di rumah Imam Auza’I itu
basah, dia bertanya kepada istri Imam Auza’I ”apakah bayi kamu kencing di sini
“ katanya sambil menujjuk pada tempat yang basah tersebut.
Mendengar
pertanyaan dari seorang prempuan tersebut, istri Imam Auza’I langsung
menjawabnya “bukan!, ini bukan basah yang disebabkan oleh kencing bayiku. Namun
basah ini adalah bekas tangis air mata suamiku Imam Auza’I ketika dia sujud
dalam sholatnya. Dan hal ini selalu dia lakukan saat sholat shubuh”.
Kewafatan:
Tedapat
perselisihan di antara ulama’ tentang penyebab ke wafatan dari imam Auza’I,
diantaranya adalah pendapat imam abu masharin yang telah di kemukakan oleh imam
ibnu katsir dalam karangannya yang sangat fundamental yaitu kitab Al-Bidayah
Wa An-Nihayah. Beliau imam abu masharin berpendapat : “sungguh telah sampai
kepadaku berita akan penyebab ke wafatan dari imam Auza’I, penyabab utamanya
adalah akibat perbuatan istrinya sendiri. Saat itu istri imam Auza’I tidak
sengaja mengunci pintu kamar mandi air hangat, sedangkan iman Auza’I sendiri
ada dalam kamar mandi tersebut dalam keadaan terkunci. Namun hal itu murni
memang ketidak tahuannya sang istri terhadap suaminya atau imam auza’I didalam
kamar mandi tersebut, medengar kejadianakan wafatnya imam auza’i yang
penyebabnya atas ketidak sengajaan dari istrinya, imam sa’id bin abd. Aziz
memeritah pada istrinya imam auza’i untuk memerdekakan budak imam sa’id bin
abd. Aziz juga berkomentar bahwa imam auza’i wafat tidak meninggalkan
sepeserpun emas, perak, pekarangan dan juga perabotan rumah tangga,dia
meninggalkan Cuma delapan puluh enam dinar yang lebih dari pemberiannya sungguh
telah aku tulis semuanya dalam pembukuan yang ada di tepi pantai.
Pendapat
selain imam masharin yang mengenai akan ke wafatannya imam auza’i
menerangkan:”sesungguhnya kewafatan imam auza’i itu memang terjadi dikamar
mandi air hangat, namun yang mengunci pintu diri kamar mandi tersebut bukanlah
istrinya akan tetapi hal itu dilakukan oleh pemilik kamar mandi, dia mengunci
kamar mandi tersebut sedangkan imam auza,I sendiri itu masih ada didalam.
Setelah mencinya dia pergi sebentar untuk memenuhi kebutuhannya. Tak lama
kemudian datang kembali kekamar mandi itu, lalu dia buka pintunya. Dia sangat
kaget/terkejut sebab menemukan mendapati imam auza’i telah wafat ditempat itu.
Dioa lihat posisi imam auza,i saat wafat ditempat itu. Tangan kanan nya ada
diatas pipinya dan dia menghadap kiblat. Semoga allah mengampuni-nya AMIN…
Tentang
pendapat dimana tempat wafatnya Imam auza’I, semua ulama’ sepakat dan tidak ada
perselisihan, bahwa Imam auza’I itu wafat di kota bairut libanon, yang
merupakan benteng pertahanan islam dari kekuatan yang di banggakan oleh musuh.
Sedangkan
tahun wafat dan umur Imam auza’I itu juga terdapat peselisihan antara ulama’,
hal ini disababkan akan sifat Low profil (khumul) yang sangat melekat
pada diri Imam auza’I.
Pendapat
imam ya’qub bin sufyan tentang wafatnya Imam auza’I, yang dia peroleh kabar
tersebut dari imam salamah menyatakan bahwa imam ahmad berkata:” aku tahu Imam
auza’I, dia wafat pada tahun 150 H.” dan juga ada pernyataan dari imam abbas bin walid Al-Bairuti, bahwa Imam
auza’I itu wafat pada waktu dini hari di hari ahad bulan shofar 157 H. pendapat
ini dinyatakan benar menurut mayoritas ulama’ , karena pendapat ini merupakan
pendapat dari imam masharin bin ammar dan walid bin muslim dalam kitab “
asshohhur riwayat anhu “ . Dan juga pendapat dari imam yahya bin mu’in,
imam dahim, imam kholifah bin khiyath, imam ibi ubaidin, imam sa’id bin abd.
Aziz dan yang lain.
Umur
Imam auza’I menurut imam abbas bin walid, menyatakan bahwa umurnya Imam auza’I
tidak sampai tujuh puluh tahun. Dan ada juga pendapat yang lain menyatakan
bahwa umur Imam auza’I lebih dari tujuh puluh tahun. Sedangkan pendapat yang benar akan umur Imam
auza’I adalah enam puluh tujuh tahun, karena hal ini berdasarkan atas
kelahirannya di tahun delan puluh delapan. Berikut juga ada pendapat yang
menyatakan akan kelahiran Imam auza’I itu pada tujuh puluh tiga, namun pendapat
ini dinyatakan lemah oleh sebagian ulama’
Sebagian
ulama’ pernah melihat Imam auza’I dalam mimpi mereka, lalu mereka berkata pada Imam
auza’I “ tunjukkan padaku, akan perbuatan yang bisa membuat aku lebih dekat
pada Allah?”. Imam auza’I memjawabnya “ tidak pernah aku lihat di surga akan
drajat yang lebih tinggi dari pada drajatnya ulama’ yang mengamalkan ilmunya kemudian
mereka merasa susah selalu.
Refrensi
:
1.
Bidayah wa Nihayah, imam
abi fida’ Al-Hafidz Ibnu Katsir Ad-damaskus Wafat 774 H. halaman 120, juz
5, darul kutub ilmiyah bairut libanon cetakan pertama 1421 H./2001
M.
2.
Ihya ulumuddin, imam abi
hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali Wafat 505 H. halaman 191, jus 2, darul
kutub ilmiyah bairut libanon cetakan ke empat 1426 H./ 2005 M.
Langganan:
Postingan (Atom)