Translate

Selasa, 07 Agustus 2012

BIOGRAFI IMAM AUZA’I


BIOGRAFI IMAM AUZA’I
Tegas akan ke absahan hadits Nabi
Oleh: As’ad NZA
                ia adalah seorang ulama’ di abad II yang mempunyai nama lengkap : Abd. Rohman bin umar bin Muhammad bin abu umar Al-Auza’i. Dia sangat tegas akan ke absahan hadits, sehingga dia tidak segan-segan untuk menegur siapa pun demi ke absahan hadits nabi Muhammad shollahu ‘alahi wa sallam. Nama “AUZA’I” Merupakan nama bagi salah satu kelompok dari daerah hamir, ini adalah pendapat imam Muhammad bib sa’ad. Sedangkan pendapat yang lain menyatakan bahwa nama AUZA’I bukan termasuk nama dari golongan mereka, hanya saja auza’I itu merupakan nama bagi suatu tempat yang mereka tinggal. Nama auza’I  itu sendiri adalah nama desa yang ada di luar perbatasan paradis yang merupakan salah satu nama desa di damaskus.
                Imam auza’I masih ada jalur kekerabatan dengan imam yahya bin amar Asy-Syaibani, Imam Auza’i pada imam yahya masih supupunya. Ada pendapat yang tidak sama dengan pendapatnya abu zur’ah, pendapat itu menyatakan bahwa imam auza’I itu lahir di desa ba’labak dan tumbuh hidup dimasa kecilnya di desa baqo’ dalam keadaan ditingga oleh ayahnya dan menyandang yatim di pangkuan sang ibu. Berpindah dari satu Negara ke Negara yang lain selalu dilakukan oleh ibunya imam auza’I dengan selalu membawa auza’I kecil dan juga ibunya sendiri yang mendidik auza’I kecil hingga beranjak dewasa.
                Kehidupan sang Imam auza’I tidak ada dalam naungan kerajaan, kholifah, penguasa, pedagang, dan yang lain yang tidak lebih masuk akal. Tidak ada yang tidak lebih wara’, tidak lebih tahu, tidak lebih fasih, tidak lebih bagus bacaannya, tidak lebih aris , tidak lebih banyak diamnya dari pada  imam Auza’I. dan juga imam Auza’I tidak akan berkata satu kalimat pun kecuali kalimat itu tertentu pada orang yang akan mendengarkan dari imam Auza’I. dan imam Auza’I juga penolong surat-surat dan tulisan.
Pengembaraan:  
                Imam Auza’I penah menulis tentang perjalanannya menuju ke kota yamamah karena dia diutus, di tempat itu Imam Auza’I mendengarkan hadits dari yahya bin abi katsi, namun hal ini t idak terjadi lama terputus di tengah jalan. Kemudian kerena khawatir Imam auza’I kecewa, sang guru memberi petunjuk kepada Imam auza’I untuk pergi ke kota bashroh, supaya Imam auza’I dapat mendengarkan hadits dari dua guru besar hadits yaitu imam ibnu sirin dan hasan.
                Atas perintah dari sang guru, Imam auza’I segera melaksanakan dengan penuh khidmah, dia pergi ke kota bashroh. Namun sesampainya Imam auza’I kekota bashroh, Imam auza’I mendapat berita bahwa imam hasan telah wafat dua bulan yang lalu. Sedangkan imam ibnu sirin sendiri dalam keadaan sakit. Imam auza’I menjadi bingung mendengarkan ini semua.
                Sekian lama Imam auza’I menungngu akan kesembuhan imam ibnu sirin hasilnya nihil, malah sakit yang di derita oleh imam ibnu sirin tambah parah, sehingga selang beberapa hari imam ibnu sirin menginggal dunia. Dan Imam auza’I tidak satu pun hadits yang dia dengar dari imam ibnu sirin.  Jadi dari kedua ulama’ besar hadits hasilnya bagi Imam Auza’I adalah nihil.
                Atas kejadian ini semua, Imam auza’I pergi ke kota damaskus dan Imam auza’I menetap disana yang merupakan daerah yang ada di perbatasan paradis.
                Imam auza’I pada masanya, menjadi pembesar dalam penduduknya dan Negara-negara yang lain dalam bidang fiqih, hadits, peperangan dan lain sebagain dari beberapa ilamu islam. Dan ada dari sebagian tabi’in yang menutu masa dari Imam auza’I. sedangkan para pembesar ulama’ islam yang meriwayatkan hadits dari Imam auza’I itu sangat banyak, seperti imam malik bin anas, imam tsauri dan imam zuhri. Akan hal ini tidak sedikit ulama’ yang memuji pada kehebatan Imam auza’I.
                Umat islam sepakat akan keadilan dan ke imamannya Imam auza’I. diantara meraka banyak yang berkomentar, seperti imam malik” Imam auza’I itu adalah imam yang patut diikuti” dan juga komentar dari imam sufyan bin unayyah “Imam auza’I adalah imam dimasanya”.
Imam auza’I dan imam malik sering bertukar pikiran dan hafalan di kota madinah. Imam auza’I dan imam malik memulai takror dari waktu sholat dhuhur sampai waktu sholat ashar, dari waktu sholat ashar hingga waktu maghrib.
Pernah suatu ketika Imam auza’I bertukar pemikiran dan pendapat dengan imam tsauri di masjid khif, dalam masalah mengangkat tangan ketika ruku’ dan I’tidal. Imam auza’I berargumen tentang mengangkat tangan dengan hadits yang di riwayatkan dari zuhri, dari salim, dari ayahnya “ bahwa nabi Muhammad shollahu ‘alaihi wa sallam, mengangkat tangan saat beliau ruku’ dan I’tidal”.
Imam tsauri tidak mau kalah, dia juga mengeluarkan argumennya akan hal yang sama. Namum dengan hadits yang diriwayatkan dari yazid bin abi ziyad.
Imam auza’I marah besar dengan apa yang telah di argumankan oleh imam tsauri, lantas Imam auza’I berkata “ hadits yang di lontarkn kamu itu bertentangan dengan hadits yan diriwayatkan dari imam zuhri. Sedangkan hadits kamu yang di riwayatkan dari yazid bin abi ziyad itu adalah orang lelaki yang dalam periwayatan hadits lemah”.
                Wajah imam tsauri menjadi merah merona dan merunduk karena malu atas apa yang telah di kemukakan oleh Imam Auza’I.
                Selain terkenal akan keluasan ilmu keislaman, Imam Auza’I juga terkenal dalam kata-katnya yang sangat bijak. Tidak sedikit ulama’ yang meriwayatkan akan kata-kata bijak Imam Auza’i. diantara ulama’ yang meriwayatkannya adalah ulama’ yang terkenal dengan kararyanya yang sangat di kenal dan di pakai di santero bumi, yaitu imam ghozali dengan ihya ulumuddin yang dia karang.
                Dalam kitab tersebut tertulis akan kata Imam Auza’I yang diantaranya adalah : “ tiada sesuatu yang lebih dibenci oleh allah melainkan orang alim yang berkunjung ke penguasa/pegawai”. 
Kata mereka:
                 “Imam Auza’I pernnah berfatwa sebannyak tujuh puluh ribu masalah” Hiqla bin ziyad.
                “ saya pernah meriwayatkan dari Imam Auza’I enam puluh ribu masalah” abu zur’ah.
                Imam Auza’I, imam sufyan tsauri dan imam abu hanifah pernah berkumpul dengan saya. Lalu saya bertanya kepada mereka “ siapa diantara kalian yang lebih unggul?” lantas mereka selain Imam Auza’I menjawab” Imam Auza’I” ini adalah komntar dari imam yahya Al-Qoththon dari imam malik.
                “ tak satu pun aku temukan, orang yang lebih sering memberi nasihat kepada umat islam kecuali Imam Auza’I” Muhammad bin hjlan.
                “aku tidak pernah melihat orang yang lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah selain Imam Auza’I” Walid bin muslim.
                Pada suatu hari ada seorang prempuan mengunjungi istri Imam Auza’i. dengan tanpa sengaja dia melihat permadani atau alas yang ada di rumah Imam Auza’I itu basah, dia bertanya kepada istri Imam Auza’I ”apakah bayi kamu kencing di sini “ katanya sambil menujjuk pada tempat yang basah tersebut.
                Mendengar pertanyaan dari seorang prempuan tersebut, istri Imam Auza’I langsung menjawabnya “bukan!, ini bukan basah yang disebabkan oleh kencing bayiku. Namun basah ini adalah bekas tangis air mata suamiku Imam Auza’I ketika dia sujud dalam sholatnya. Dan hal ini selalu dia lakukan saat sholat shubuh”.   
Kewafatan:
                Tedapat perselisihan di antara ulama’ tentang penyebab ke wafatan dari imam Auza’I, diantaranya adalah pendapat imam abu masharin yang telah di kemukakan oleh imam ibnu katsir dalam karangannya yang sangat fundamental yaitu kitab Al-Bidayah Wa An-Nihayah. Beliau imam abu masharin berpendapat : “sungguh telah sampai kepadaku berita akan penyebab ke wafatan dari imam Auza’I, penyabab utamanya adalah akibat perbuatan istrinya sendiri. Saat itu istri imam Auza’I tidak sengaja mengunci pintu kamar mandi air hangat, sedangkan iman Auza’I sendiri ada dalam kamar mandi tersebut dalam keadaan terkunci. Namun hal itu murni memang ketidak tahuannya sang istri terhadap suaminya atau imam auza’I didalam kamar mandi tersebut, medengar kejadianakan wafatnya imam auza’i yang penyebabnya atas ketidak sengajaan dari istrinya, imam sa’id bin abd. Aziz memeritah pada istrinya imam auza’i untuk memerdekakan budak imam sa’id bin abd. Aziz juga berkomentar bahwa imam auza’i wafat tidak meninggalkan sepeserpun emas, perak, pekarangan dan juga perabotan rumah tangga,dia meninggalkan Cuma delapan puluh enam dinar yang lebih dari pemberiannya sungguh telah aku tulis semuanya dalam pembukuan yang ada di tepi pantai.
                Pendapat selain imam masharin yang mengenai akan ke wafatannya imam auza’i menerangkan:”sesungguhnya kewafatan imam auza’i itu memang terjadi dikamar mandi air hangat, namun yang mengunci pintu diri kamar mandi tersebut bukanlah istrinya akan tetapi hal itu dilakukan oleh pemilik kamar mandi, dia mengunci kamar mandi tersebut sedangkan imam auza,I sendiri itu masih ada didalam. Setelah mencinya dia pergi sebentar untuk memenuhi kebutuhannya. Tak lama kemudian datang kembali kekamar mandi itu, lalu dia buka pintunya. Dia sangat kaget/terkejut sebab menemukan mendapati imam auza’i telah wafat ditempat itu. Dioa lihat posisi imam auza,i saat wafat ditempat itu. Tangan kanan nya ada diatas pipinya dan dia menghadap kiblat. Semoga allah mengampuni-nya AMIN
                Tentang pendapat dimana tempat wafatnya Imam auza’I, semua ulama’ sepakat dan tidak ada perselisihan, bahwa Imam auza’I itu wafat di kota bairut libanon, yang merupakan benteng pertahanan islam dari kekuatan yang di banggakan oleh musuh.
                Sedangkan tahun wafat dan umur Imam auza’I itu juga terdapat peselisihan antara ulama’, hal ini disababkan akan sifat Low profil (khumul) yang sangat melekat pada diri Imam auza’I.
                Pendapat imam ya’qub bin sufyan  tentang  wafatnya Imam auza’I, yang dia peroleh kabar tersebut dari imam salamah menyatakan bahwa imam ahmad berkata:” aku tahu Imam auza’I, dia wafat pada tahun 150 H.” dan juga ada pernyataan dari  imam abbas bin walid Al-Bairuti, bahwa Imam auza’I itu wafat pada waktu dini hari di hari ahad bulan shofar 157 H. pendapat ini dinyatakan benar menurut mayoritas ulama’ , karena pendapat ini merupakan pendapat dari imam masharin bin ammar dan walid bin muslim dalam kitab “ asshohhur riwayat anhu “ . Dan juga pendapat dari imam yahya bin mu’in, imam dahim, imam kholifah bin khiyath, imam ibi ubaidin, imam sa’id bin abd. Aziz dan yang lain.
                Umur Imam auza’I menurut imam abbas bin walid, menyatakan bahwa umurnya Imam auza’I tidak sampai tujuh puluh tahun. Dan ada juga pendapat yang lain menyatakan bahwa umur Imam auza’I lebih dari tujuh puluh tahun.  Sedangkan pendapat yang benar akan umur Imam auza’I adalah enam puluh tujuh tahun, karena hal ini berdasarkan atas kelahirannya di tahun delan puluh delapan. Berikut juga ada pendapat yang menyatakan akan kelahiran Imam auza’I itu pada tujuh puluh tiga, namun pendapat ini dinyatakan lemah oleh sebagian ulama’
                Sebagian ulama’ pernah melihat Imam auza’I dalam mimpi mereka, lalu mereka berkata pada Imam auza’I “ tunjukkan padaku, akan perbuatan yang bisa membuat aku lebih dekat pada Allah?”. Imam auza’I memjawabnya “ tidak pernah aku lihat di surga akan drajat yang lebih tinggi dari pada drajatnya ulama’ yang mengamalkan ilmunya kemudian mereka merasa susah selalu.


Refrensi :
1.       Bidayah wa Nihayah, imam abi fida’ Al-Hafidz Ibnu Katsir Ad-damaskus Wafat 774 H. halaman 120, juz 5, darul kutub ilmiyah bairut libanon cetakan pertama 1421 H./2001 M.   
2.       Ihya ulumuddin, imam abi hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali Wafat 505 H. halaman 191, jus 2, darul kutub ilmiyah bairut libanon cetakan ke empat 1426 H./ 2005 M.